BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nitrogen adalah komponen utama dari berbagai substansi penting di dalam tanaman. Sekitar 40-50% kandungan protoplasma yang merupakan substansi hidup dari sel tubuhan terdiri dari senyawa nitrogen. Senyawa nitrogen digunakan oleh tanaman untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi protein. Nitrogen juga dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim. Karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman.
Peningkatan penyediaan nitrogen tanah untuk tanaman terdiri terutama dari meningkatnya jumlah pengikatan nitrogen secara biologis atau dengan penambahan pupuk baik sintetis juga non sintetis. Hal ini seolah-olah bertentangan, dimana unsur hara yang diabsorsi dari tanah dalam jumlah terbesar oleh tanaman adalah unsur hara yang sebagian besar sangat terbatas penyediaannya.
Adanya penambahan kesuburan alami dengan pupuk-pupuk komersil merupakan praktik pertanian modern. Walaupun demikian sebagian besar masyarakat modern menolak konsep komersial tersebut dengan alasan bahwa pupuk komersial mengandung bahan-bahan kimia beracun yang berbahaya bagi manusia, hewan dan lingkungan. Kenyataan bahwa nutrien itu memasuki tumbuhan dalam bentuk ion-ion, tidak perduli apakah asal pupuk itu organik atau anorganik (Gardner, dkk, 1991).
Didalam siklusnya nitrogen di dalam tanah mengalami mineralisasi, sedangkan bahan mineral mengalami imobilisasi. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa N yang hilang ke atmosfir merupakan bagian terbesar. Secara teoritis, di simpulkan bahwa N yang terdapat di dalam tanah akan habis terangkut dalam waktu yang sangat lama dan sebagian besar N yang tertinggal didalam tanah sesudah tahun pertama bukan dalam bentuk nitrat tetapi dalam bentuk bahan organik .
Ketersediaan N tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti iklim dan macam vegetasi yang kesemuanya dipengaruhi oleh keadaan setempat seperti topogrifi, batuan induk, kegiatan manusia dan waktu (Hakim, dkk., 1988)
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda.
Jika terjadi kekurangan (defisiensi) nitrogen, tanaman tumbuh lambat dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda. Sementara itu, daun-daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering. Di dalam tubuh tanaman, nitrogen bersifat dinamis (mobil) sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen pada bagian pucuk, nitrogen yang tersimpan pada daun tua kan dipinahkan ke organ yang lebih muda. Dengan demikian, pada daun-daun yang lebih tua gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih awal.
Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya.
Jika terjadi kelebihan nitrogen, tanaman tampak terlalu subur, ukuran daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair (sekulensi) sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit. Kelebihan nitrogen juga dapat menunda pembentukan bunga, bahkan bunga yang telah terbentuk lebih mudah rontok. Efek lain dari kelebihan nitrogen adalah pematangan buahnya juga terhambat.
1.2 Tujuan
J Melihat pengaruh berlimpahnya ketersediaan nitrogen terhadap luas daun per tanaman, kandungan klorofil dan berat akar per tanaman
J Melihat pengaruh rendahnya ketersediaan nitrogen terhadap luas daun per tanaman, kandungan klorofil dan berat akar per tanaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembangy ang dilakukano leh pendatangd ari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Bahasa lnggrisnya kacang tanah adalah "peanut" atau "groundnut".
Varietas-varietaksa cang tanah unggul yang dibudidayakanp ara petani biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
a) Daya hasil tinggi.
b) Umur pendek (genjah) antara 8 5-90 hari.
c) Hasilnya stabil.
d) Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
e) Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.
Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu:
a) Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).
b) Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan)
c) Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas-varietas yang ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang "Waspada" karena memang berbeda varietas.
Di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%) protein (27%) k,arbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur.
Nitrogen atau Zat lemas adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
Nitrogen adalah 78,08% persen dari atmosfir Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.
Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3) dan ion amonium (NH4) karena ion tersebut bermuatan negatif sehingga selalu berada di dalam larutan tanah, ion nitrat lebih mudah tercuci oleh aliran air. Arah pencucian menuju lapisan di bawah daerah perakaran sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Sebaliknya, ion amonium bermuatan positif sehingga terikat oleh koloid tanah. Ion tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui proses pertukaran kation. Karena bermuatan positif, ion amonium tidak mudah hilang oleh proses pencucian.
Nitrogen terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi NH4+, NO3-, NO2-, NO2, NO dan unsur N. Juga terdapat bentuk lain yaitu hidroksi amin (NH2OH), tetapi bentuk ini merupakan bentuk antara, yaitu bentuk peralihan dari NH4+, menjadi NO2- dan bentuk ini tidak stabil (Hakim, dkk,1991).
Pupuk nitrogen mengandung hara tanaman N. Bentuk senyawa N umumnya berupa nitrat, amonium, amin, sianida. Contoh: Kalium nitrat (KNO3), amonium fosfat [(NH4)3PO4], urea (NH2CONH2) dan kalsium sianida (CaCN2). Bentuk pupuk N ini berupa kristal, prill, pellet, tablet maupun cair.
Penyediaan ion dalam tanah dapat dipandang dari sudut mineral dengan masukan dan kehilangan dari ekosistem dan laju transfer diantara komponen sistem. Pendekatan ini berharga bagi nitrogen, dimana masukan karena curah hujan dan fiksasi serta kehilangan akibat pencucian dan denitrifikasi merupakan sebagian besar dari jumlah seluruhnya yang ada dengan siklus sistem tersebut. Untuk ion yang di absorbsi, masukan ini tidak berarti dibandingkan dengan dengan jumlah seluruhnya yang ada, termasuk kehilangana karena pencucian dalam tanah-tanah subur.
Lebih penting lagi adalah produksi NH4+ yang dihasilkan dari bahan organik yang dibawa oleh bermacam-macam fungsi dan bakteri. Perombak dekomposisi ini juga membutuhkan N, tetapi jika bahan mempunyai kandungan N rendah, bahan itu akan dipesatukan ke dalam biomassa dan tidak dibebaskan, sampai penyediaan karbon berkurang (Fitter dan Hay, 1991).
Rasio Carbon-Nitrogen (C/N) merupakan cara untuk menunjukkan gambaran kandungan Nitrogen relatif . Rasio C/N dari bahan organik merupakan petunjuk kemungkinan kekurangan nitrogen dan persaingan di antara mikroba-mikroba dan tanaman tingkat tinggi dalam penggunaan nitrogen yang tersedia dalam tanah (Foth, 1991).
Mikrobia penambat nitrogen
Sumber utama N berasal dari gas N2 dari atmosfir. Kadar gas nitrogen di atmosfir bumi sekitar 79% dari volumenya. Walaupun jumlahnya sangat besar tetapi belum dapat dimanfaatkan oleh tanaman tingkat tinggi, kecuali telah menjadi bentuk yang tersedia. Proses perubahan tersebut: (1). Penambatan oleh mikrobia dan jazad renik lain. Jazad renik ada yang hidup simbiotis dengan tanaman tanaman legum (kacang-kacangan) maupun tanaman non legum, (2). Penambatan oleh jazad-jazad renik yang hidup bebas di dalam tanah atau yang hidup pada permukaan organ tanaman seperti daun, dan (3). Penambatan sebagai oksida karena terjadi pelepasan muatan listrik di atmosfir.
Tabel. Macam dan sumber energi fiksasi N secara biologis
Macam fiksasi | Simbiosis | Asosiasi bebas | Mikrobia bebas | |
Mikrobia | Rhizobium Actionomycetes | Azosporillum Azotobacter paspal. | Azotobacter rhodospirillum Klebsella | |
Energi | sukrosa | tanaman inang | Heterotrof | Autotrof |
Kemampuan (kg/th) | 50 - 600 | 12 – 313 | 0,1- 0,5 | 25 |
Fiksasi N2 dari udara oleh organisme pemfiksasi nitrogen dapat terjadi melalui :
1. ASIMBIOTIK (hidup bebas)
a. Bakteri
J Aerob (Azotobacter, Azosprillium, dan )
J Anaerob (Clostridium pasterianum, Rhodospirillium dan Chromaticum)
b. Ganggang Biru-hijau (Cyanobacteria). Misalnya dari genus Anabaena dan Nostoc.
2. SIMBIOTIK (membentuk bintil)
a. Pembentuk Bintil Akar
J Rhizobium berhubungan dengan legum
J Actinomycetes berhubungan dengan angiospermae berkayu
J Ganggang biru-hijau berhubungan dengan gymnospermae
b. Pembentukan Bintil Daun (filosfer)
Sejumlah bakteri termasuk beberapa macam yang hidup bebas menghasilkan bintil pada daun-daun spesies berkayu di hutan tropis.
3. SIMBIOTIK (tidak membentuk bintil ; asosiatif)
a. Ganggang biru-hijau, berasosiasi dengan paku-pakuan (Azolla) dan dengan fungi (lumut kerak)
b. Bakteri (Azotobacteraceae), berasosiasi dengan rumput-rumputan
Nitrogen dapat kembali ke tanah melalui pelapukan sisa makhluk hidup (bahan organik). Nitrogen yang berasal dari bahan organik ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui tiga tahap reaksi yang melibatkan aktivitas mikroorganisme tanah. Tahap reaksi tersebut sebagai berikut:
- Penguraian protein yang terdapat pada bahan organik menjadi asam amino. Tahap ini disebut reaksi aminisasi.
- Perubahan asam amino menjadi senyawa-senyawa amonia (NO3) dan amonium (NH4). Tahap ini disebut reaksi amonifikasi.
- Perubahan senyawa amonia menjadi nitrat yang disebabkan oleh bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus. Tahap ini disebut reaksi nitrifikasi.
![]() | |||
![]() |
Kegunaan Pupuk Nitrogen
Pupuk Nitrogen yang dalam bentuk mudah larut, perlu diletakkan dekat dengan biji tanaman sebagai pemacu tumbuh. Bila pemberian secara sebar maka kemungkinan penguapan cukup besar dan dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan gulma. Pada tanah basah yang memudahkan pupuk N mudah menguap maka dapat diatasi dengan peletakan yang agak dalam.
Fungsi nitrogen :
1. Untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.
2. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.
3. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
4. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
5. Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
Manfaat unsur hara nitrogen yang dikandung pupuk urea
1. Membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau segar karena banyak mengandung butir hijau daun yang penting dalam proses fotosintesa
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman ( tinggi, jumlah anakan, cabang, dan lain-lain )
3. Menambah kandungan protein hasil panen
Penggunaan pupuk urea
1. Bentuk N yang tersedia (dapat langsung diserap tanaman) pada tanah tergenang berbeda dengan tanah kering, ketersediaan N pada tanah tergenang lebih tinggi dari pada tanah tidak tergenang.
2. Pupuk urea memiliki kandungan N dalam dalam bentuk senyawa nitrat yang mempunyai khasiat sedikit lebih baik bila digunakan pada daerah kering atau sedikit hujan dibanding pupuk n dalam bentuk lainnya.
3. Tanaman palawija sebagian besar mengisap N dalam bentuk Nitrat (Urea), sedangkan tanaman padi sebagian besar mengambila N dalam bentuk amonium (ZA). Tanaman padi pada awal tumbuhnya sampai setadia berbunga lebih banyak mengambil N dalam bentuk Amonium, sedangkan pada stadia berbubnga, Nitrogen dalam bentuk Nitrat sama effektifnya dengan bentuk Amonium.
4. Cara penempatan pupuk berpengaruh terhadap efektifitas penggunaan pupuk N. Pada tanah sawah pupuk N sebaiknya diberikan pada keadaan tanah macak-macak. Pada tanah kering, pupuk yang telah dimasukkan kedalam lobang pupuk perlu diturtup dengan tanah.
5. Kombinasi penggunaan pupuk Urea dan ZA yang diberikan bersama-sama atau bergiliran dapat memberikann hasil yang baik.
6. Dosis pemupukan dan waktu penggunaan, yang sesuai dengan masing-masing daerah, ikutilah petunjuk penyuluh pertanian setempat.
Kelemahan Pupuk Nitrogen yang Terjadi Saat Sekarang
Akibatnya terjadi ketidakseimbangan:
1. Kelebihan Cu atau sulfat akan menghambat penyerapan Mo
2. Kelebihan Zn, Mn dan Cu dapat menyebabkan defisiensi Fe
3. Kebanyakan P dapat menyebabkan kekurangan Zn, Fe dan Cu
4. Kelebihan N menyebabkan kekurangan Cu
5. Kelebihan N dan K mempersulit penyerapan Mn
6. Kelebihan kapur menghambat penyerapan B
7. Kelebihan Fe, Cu dan Zn mengurangi penyerapan Mn
Beberapa Aplikasi Untuk Mempertahankan Ketersediaan Nitrogen
Bahan organik meningkatkan produktifitas tanah melalui mineralisasi zat-zat hara. Bahan organik mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi, daya ikat air yang tinggi dan mampu meningkatkan sifat fisik tanah.
Penambahan sebagian besar nitrogen secara alami ketanah ditambahkan melalui fiksasi biologis simbiotik dan non simbiotik seperti melalui penamaan tanaman leguminosa (Tabel 1.) dan pemberian Azolla (Tabel 2.)
Bakteri Rhizobium yang hidup secara simbiotik pada bintil akar tanaman leguminosa memfiksasi nitrogen dengan enzim nitrogenase yang berkombinasi dengan molekul dinitrogen (N2) ( Foth, 1991).
Tabel 1 . Kondisi Fisika dan Kimia Tanah di Bawah Aplikasi Stylosanthes dan Tanah Alami
Kondisi | Stylosanthes (selama 3 tahun) | Tanah Alami (lebih dari 3 tahun) |
Kandungan N (g/kg) | 1,14 | 0,87 |
CEC (cmol/kg) | 3,24 | 2,22 |
Carbon Organik (g/kg) | 4,31 | 2,70 |
Pulk Dencity (g/cm³ ) | 1,51 | 1,66 |
Total porositas (%) | 43,10 | 37,40 |
Makro porositas (%) | 42,10 | 36,40 |
Makro Organisme (%) | 34 x 107 | 12 x 107 |
( Sumber : Tarawali dan Ikwuegbu, 1993 ).
Dari hasil penelitian Kriangsak (1986), pembenaman azolla menunjukan efektif sebagai sumber nitrogen untuk padi ditandai dengan hasil yang berbeda nyata masing-masing terdapat penumpukan dengan 70 kgN/ha dan kontrol. Diperkirakan dengan pemakaian Azolla memperoleh keuntungan tertinggi sebesar $ 367.08 (103,55 %)
Tabel 2. Pengaruh Pemberian Azolla ( Azolla microphylla ) dan Pupuk N pada Produksi Tanaman Padi.
Perlakuan | Jlh. Biji Berisi | Jlh. Biji Hampa | Berat 1000 Biji (g) | Prod. Biji (ton/ha) | Prod. Jerami (ton/ha) |
Control | 55,22 a | 15,76 a | 23,47 c | 3,11 a | 1,29 b |
70 kg N / ha | 59,77 a | 13,29 bc | 24,63 b | 3,52 b | 1,73 a |
5 t azolla/ha | 66,18 a | 13,82 b | 25,41 ab | 3,67 ab | 1,39 a |
10 t azolla/ha | 70,98 a | 12,08 bc | 25,88 a | 4,04 ab | 1,61 a |
15 t azolla/ha | 75,55 a | 11,75 c | 26,00 a | 4,11 a | 1,74 a |
Sumber : Kriangsak, 1986 ).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat
1. Benih kacang tanah 2. Polibag 3. Tanah, pupuk kandang | 4. Pupuk Urea, KCl 5. Klorofil meter 6. Timbangan analitik |
3.2 Cara Kerja
PERCOBAAN IA:
1. Percobaan dilakukan memakai polibag. Media tanah yang digunakan adalah campuran tanah topsoil dengan pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan (1:1:1).
2. Menugal benih kacang tanah pada media tanah yang sudah tersedia dengan tiga ulangan. Menyiraman tanaman setiap hari jika tidak turun hujan yaitu sampai berakhirnya percobaan.
3. Pada hari ke 21 sesudah tanam, ke dalam tanah diberikan pupuk urea setara 250 kg/ha, pupuk pospat dan KCl masing-masing 75 kg per hektar.
4. Mengukuran terhadap luas daun memakai leaf area meter, kandungan klorofil daun memakai klorofil meter, dan timbangan mikro untuk mengetahui berat akar dilakukan setelah tanaman berumur lima minggu.
PERCOBAAN IB:
1. Percobaan dilakukan memakai polibag. Media tanah yang digunakan adalah campuran tanah topsoil dengan pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan (1:1:1).
2. Menugal benih kacang tanah pada media tanah yang sudah tersedia dengan tiga ulangan. Menyiraman tanaman setiap tiap hari jika tidak turun hujan yaitu sampai berakhirnya percobaan.
3. Pada hari ke 21 sesudah tanam, ke dalam tanah diberikan pupuk pospat dan KCl masing-masing 75 kg per hektar tanpa pemberian pupuk sumber nitrogen.
4. Mengukuran terhadap luas daun memakai leaf area meter, kandungan klorofil daun memakai klorofil meter, dan timbangan mikro untuk mengetahui berat akar dilakukan setelah tanaman berumur lima minggu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pegamatan
Defisiensi
Defisiensi (D) Nitrogen | Pengamatan | ||
Kehijauan Daun | Berat segar akar (g) | ILD | |
D1 | 34.1 | 0.59 | 295 |
D2 | 36.2 | 0.71 | 355 |
D3 | Mati |
Sufficiency (S)
Sufficiency (S) Nitrogen | Pengamatan | ||
Kehijauan Daun | Berat segar akar (g) | ILD | |
S1 | 43.5 | 2.46 | 320 |
S2 | 47.1 | 3.18 | 310 |
S3 | 47.8 | 3.34 | 255 |
Grafik pengaruh ketersedian N terhadap kehijauan daun





4.2 PEMBAHASAN
Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3) dan ion amonium (NH4). karena ion tersebut bermuatan negatif sehingga selalu berada di dalam larutan tanah, ion nitrat lebih mudah tercuci oleh aliran air. Arah pencucian menuju lapisan di bawah daerah perakaran sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Sebaliknya, ion amonium bermuatan positif sehingga terikat oleh koloid tanah. Ion tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui proses pertukaran kation. Karena bermuatan positif, ion amonium tidak mudah hilang oleh proses pencucian. Nitrogen tidak tersedia dalam bentuk mineral alami seperti unsur hara lainnya.
Tanaman kacang tanah mampu bersimbiosis dengan bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium sp. yang ada di bintil akar tanaman kacang-kacangan (leguminoseae) untuk mengikat nitrogen bebas di udara.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat kita lihat adanya perbedaan antara gejala defisiensi dan sufisiensi. Gejala defisiensi nitrogen pada kacang tanah dapat kita lihat pada variable tingkat kehijauan daun yaitu pada defisiensi Nitrogen tingkat kehijauan daunnya lebih redah bila dibandingkan dengan sufisiensi nitrogen, atau dengan kata lain ketersediaan nitrogen yang berlimpah pada kacang tanah (Legum) mengakibatkan tingkat kehijauan daun lebih tinggi dan apabila sudah berada pada titik toxicitas maka daun menjadi sukulen. Sedangkan pada kondisi dimana rendahnya ketersedian nitrogen mengakibatkan tanaman tumbuh lambat dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda. Sementara itu, daun-daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering. Di dalam tubuh tanaman, nitrogen bersifat dinamis (mobil) sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen pada bagian pucuk, nitrogen yang tersimpan pada daun tua kan dipinahkan ke organ yang lebih muda. Dengan demikian, pada daun-daun yang lebih tua gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih awal.
Hara nitrogen merupakan elemen yang sangat banyak dibutuhkan oleh tanaman untuk melengkapi siklus hidupnya. Pupuk nitrogen diserap oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat maupun amonium. Kekurangan (defisiensi) nitrogen dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Dan juga apabila sudah berada pada titik excess maka akan meracuni tanaman karena konsentrasi yang melebihi suatu tingkat yang disebut degree of toxicity, dan menyebabkan produksi menurun jika konsentrasi meningkat. Sedangkan pada keadaan berlimpah (sufficiency) yaitu konsentrasi pada jaringan/organ yang melampaui tingkat kritis tanpa ada efek racun. Pada titik ini pertumbuhan tanaman masih optimum. Hal itu dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan hasil dari sufficiency lebih tinggi bila dibanding dengan tanaman yang mengalami defisiensi.
Pada pengamatan berat akar segar, pada tanaman yang konsentrasi nitrogennya berlimpah memiliki bobot akar yang paling panjang bila dibanding dengan tanam yang mengalami defisiensi nitrogen karena ketersediaan nitrogennya rendah. Begitu juga untuk ILD (Indeks Luas Daun), pada tanaman yang ketersediaan konsentrasi nitrogennya berlimpah lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanaman yang mengalami defisiensi nitrogen. Karena nitrogen pada kacang tanah berfungi untuk pembentukan bintil akar.
Pada dasarnya nitrogen berfungsi dalam untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar, berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis, membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organic, meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan, dan meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
Nitrogen adalah komponen utama dari berbagai substansi penting di dalam tanaman. Sekitar 40-50% kandungan protoplasma yang merupakan substansi hidup dari sel tumbuhan terdiri dari senyawa nitrogen. Senyawa nitrogen digunakan oleh tanaman untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi protein. Nitrogen juga dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim. Karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman.
Jika terjadi kelebihan nitrogen, tanaman tampak terlalu subur, ukuran daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair (sekulensi) sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit. Kelebihan nitrogen juga dapat menunda pembentukan bunga, bahkan bunga yang telah terbentuk lebih mudah rontok. Efek lain dari kelebihan nitrogen adalah pematangan buahnya juga terhambat.
Dalam praktikum ini keadaan berlimpahnya ketersediaan nitrogen masih dalam batas normal, karena hasil pengamatan pada tanaman kacang tanah masih dalam kondisi yang wajar belum menampakkan gejala keracunan. Sedangkan pada ketersedian nitrogen yang rendah sudah menunjukkan gejala defisiensi hara nitrogen.
Pada paraktikum terdapat dua tanaman yang mati, yaitu satu tanaman yang mengalami defisiensi dan tamanan kontrol. Kematian tanaman tersebut karena tanaman tersebut tidak tumbuh (untuk D3), hal tersebut karena benih kacang tanah yang digunakan tidak bagus. Sedangkan pada tanaman kontrol diduga akibat perawatan atau pemeliharaan yang kurang baik, tanaman tersebut kekeringan dan mati.
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
- Dari praktikum yang dilakukan kita dapat melihat pengaruh berlimpahnya dan pengaruh rendahnya ketersediaan nitrogen terhadap luas daun per tanaman, kandungan klorofil dan berat akar per tanaman.
- Dalam praktikum ini keadaan berlimpahnya ketersediaan nitrogen masih dalam batas normal, karena hasil pengamatan pada tanaman kacang tanah masih dalam kondisi yang wajar belum menampakkan gejala keracunan. Sedangkan pada ketersedian nitrogen yang rendah sudah menunjukkan gejala defisiensi hara nitrogen menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.
- Keadaan berlimpah (sufficiency) yaitu konsentrasi pada jaringan/organ yang melampaui tingkat kritis tanpa ada efek racun. Pada titik ini pertumbuhan tanaman masih optimum. Hal itu dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan hasil dari sufficiency lebih tinggi bila dibanding dengan tanaman yang mengalami defisiensi.
- Jika terjadi kekurangan (defisiensi) nitrogen, tanaman tumbuh lambat dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda. Sementara itu, daun-daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering. Jika terjadi kelebihan nitrogen, tanaman tampak terlalu subur, ukuran daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair (sekulensi) sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
David. W.O. 1994. Posmo Pertanian : Pangan Kimiawi dan pertanian Berwawasan Lingkungan. Buletin PAN Indonesia. Edisi X. Jakarta. hal.: 25
Elzakker Van B. , Ceon van B. dan Susan M . , 1994, Bagaimana Organis merupakan Gerakan Asupun Luar rendah. Buletin PAN Indonesia. Edisi X. Jakarta. hal. : 33.
Fitter. A. H. dan R. K. M. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta. Hal. : 92-93.
Gardner , F. P. , R.B.Pearce, Roger.L.M . , 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta. hal 130.
Hakim, N. , dkk, 1988. Kesuburan tanah. Penerbitan UNILA. Lampung. Hal : 112- 115.
Ikawati, Yuni. Kompas Senin, 09 Juli 2007. Ketika Lahan Mulai Tandus.
Khairunnisa Lubis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Lecture Article, Nitrogen Dalam Perspektif Pertanian Berkelanjutan.
Kriangsek, M.U. , 1986. The Use of Chemical and Organic Fertilizer Rice-Fish Culture System. Unpublished MS Thesis. CLSU. Munos. Nueva Ecija. Philippines.
Tarawali and Ikweugbu, 1995. Legumes for Sustainable Food Production in semi-arid Savannahs. ILEIA News Letter. Netherland. PP. 18 – 19.
Wikipedia. 2007. "http://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen". Tanggal 03 November 2007